Tantangan Pendidik di Era AI
Era Revolusi Industri 4.0 saat ini didominasi oleh teknologi AI (Artificial Intelligent), sehingga kini dikenal dengan era AI. Aplikasi berbasis AI ChatGPT yang diluncurkan belum lama ini menghebohkan dunia pendidikan. Pasalnya, aplikasi ini tidak saja mampu menghasilkan artikel di jurnal bereputasi, tetapi dapat menyelesaikan ujian beberapa mata kuliah di University of Minnesota. Para ahli tidak bisa membedakan antara artikel produk aplikasi ini dengan artikel asli.
Kini aplikasi tersebut semakin viral karena departemen pendidikan kota New York dan beberapa universitas di USA dan Eropa melarang penggunaannya. Ini dilakukan untuk menghindari praktik penipuan dan plagiasi. Bahkan, Google pun mulai cemas akan kemunculan aplikasi ini dan berencana mengembangkan mesin pencarinya berbasis AI juga.
Apa sebenarnya aplikasi ChatGPT ini. ChatGPT adalah sistem chatbot berbasis AI yang menggunakan pemrosesan bahasa natural untuk menghasilkan percakapan. Chatbot sendiri merupakan program yang dapat berinteraksi dengan pengguna melalui percakapan teks dan memberikan tanggapan berdasarkan data yang telah dikenalnya. Saat ini, semua orang dapat mencoba ChatGPT secara gratis melalui https://chat.openai.com
ChatGPT dikembangkan oleh lembaga riset Open AI yang didirikan oleh Elon Musk. ChatGPT dapat menirukan percakapan nyata, menjelaskan dan mengingat apa yang dikatakan sebelumnya, menguraikan ide saat ditanya dan bahkan meminta maaf bila tidak bisa menjawab. Aplikasi penghasil teks berbasis AI ini sangat mudah digunakan seperti layaknya kita berkomunikasi dengan manusia serba pintar.
Tantangan Pendidik
Kehadiran aplikasi ini, tentu menjadi tantangan bagi pendidik. Mahasiswa dapat dengan mudah menjawab soal easy, cerita, artikel, bahkan kode pemrograman. Dosen sulit mengenali bahwa jawaban itu adalah berkat bantuan ChatGPT.
ChatGPT ini merupakan salah satu aplikasi berbasis AI untuk pendidikan dan keperluan lain seperti layanan pelanggan, belanja online, rekruitmen pegawai, dan personalisasi kesehatan. Kedepan, tentu akan bermunculan berbagai aplikasi yang lebih seru. Tantangan para pendidik akan lebih berat lagi.
Pendidik harus kreatif, inilah kuncinya. Pendidik tidak sekedar mengajar, menyampaikan materi, menjalankan kurikulum. Tetapi lebih dari itu, pendidik harus kreatif dalam mendesain pembelajaran, menganalisis capaian pembelajaran, mendiagnosis kebutuhan peserta didik, memilih strategi dan evaluasi pembelajaran. Selanjutnya, pendidik harus kreatif dan humanis dalam berinteraksi dengan peserta didik, menjalin relasi sosial, kolaborasi saling menguntungkan, dan komunikasi efektif.
Kreativitas akan tumpul bila tidak disertai Inovasi. Tantangan berikutnya, pendidik harus inovatif. Inovatif berarti sesuatu yang baru dan berbeda yang membawa perubahan dan peningkatan. Inovasi dalam pembelajaran antara lain penggunaan teknologi seperti pembelajaran daring dan gamifikasi, penggunaan pendekatan dan strategi baru seperti pembelajaran berbasis projek. Dengan demikian pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, memotivasi, dan efektif.
Tantangan berikutnya, pendidik harus adaptif. Pendidik memberikan materi sesuai dengan kebutuhan individu. Peserta didik akan belajar dan mengatasi permasalahan sesuai kapasitasnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Hal ini dilakukan dengan memantau kemajuan peserta didik secara terus menerus dan mengubah strategi sesuai kecepatan dan kemampuan peserta didik. Pendidik juga bisa mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan individu lebih cepat, sehingga hasil belajar lebih optimal dan tetap termotivasi selama pembelajaran.
Keniscayaan Teknologi
Pendidik yang tidak kreatif, inovatif dan adaptif lambat laun peranannya akan tergantikan oleh aplikasi semacam ChatGPT tersebut. Bila pendidik tidak berupaya dengan tiga hal tersebut, niscaya peserta didik kita akan cenderung memilih berbagai aplikasi berbasis AI yang dirasakan lebih sabar, tidak pemarah, dan menguasai segala hal.
Adopsi teknologi AI dalam bidang pendidikan akan terus berkembang. Ini suatu keniscayaan teknologi yang tidak bisa dihindari. Namun, penerapan AI dalam pendidikan harus dilakukan dengan bijak dan hati-hati untuk menjamin bahwa hasilnya benar-benar bermanfaat bagi peserta didik dan mengoptimalkan proses belajar mengajar, bukan sebaliknya.
*) Guru Besar dan Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Tulisan ini terbit di Harian Kedaulatan Rakyat Selasa 7 Februari 2023 halaman 11.
Terima kasih prof
info artikel terkait tantangan pendidik di era AI sungguh bermanfaat. Era digital terus berkembang dengan signifikan, memberikan manfaat besar bagi para penggunanya. Salah satu layanan yang dapat dimanfaatkan adalah Jasa AR Jakarta, yang menggunakan teknologi Augmented Reality untuk memberikan pengalaman yang mendalam dan imersif.