Kampung Air Brunei Darussalam
Itu bukanlah suasana banjir di Jakarta atau tempat lain di Indonesia. Melainkan salah satu masjid di Kampung Air (Water Village) di Brunei Darussalam (tapi foto itu bukan saya yang ngambil, karena hasil camera saya kurang bagus di waktu malam). Ya, memang benar-benar berupa perkampungan yang berada di atas sungai besar. Saya sempat jalan-jalan pake taksi air, alias perahu boat. Dengan membayar 20 dolar Brunei kita dapat mengelilingi kampung sekitar 45 menit. Semua ada di kampung tersebut termasuk sekolah rendah (SD), masjid, pasar, bomba (pemadam kebakaran) dan polis (kantor polisi). Alat transportasinya tentu saja perahu, namun antara rumah yang berdekatan (terutama yang masih keluarga) ada penghubung berupa jembatan.
Saya ke Brunei dalam rangka mengikuti “The Second Regional Workshop on ICT-Intregation Training for the Next Generation of Teachers” tanggal 12-15 Mei 2008. Pesertanya adalah 56 orang perwakilan dari 30 LPTK dari 10 negara Asia Pasific. Dari Indonesia yang mewakili adalah UNY, UM, dan UPI (namun sayang UPI tidak bisa hadir). Workshop ini merupakan kelanjutan dari workshop pertama yang diadakan di China pada tahun 2007 yang lalu. Oh ya, mengapa hanya UNY, UM dan UPI, karena kami bekerjasama ketika mengajukan proposal ke UNESCO Bangkok.
wah asyik bisa jalan-jalan ke LN geratis…
Iya geratis… Tapi geratisnya itu bukan tanpa usaha loh..Tapi karena memang kami mengajukan proposal dan diterima dan yang lebih berat adalah tanggung jawab untuk mengimplementasikan hasil worskhop tersebut di lembaga kita.
Kasusnya hampir sama dengan ketika saya sekolah di ostrali selama 4 th dahulu. Itu juga geratis (mana kuat bila gak geratis). Tapi itu bukan tanpa usaha… Tapi karena kami meng-apply, diseleksi dan diterima. Namun yang lebih berat adalah tanggung jawab menerapkan ilmu yang kita peroleh di lembaga kita.
Alhamdulillah…selama ini saya memperoleh banyak sekali hal-hal yang geratis..misalnya sekolah mulai dari S1 (IKIP), S2 (USA), S2 (UGM) dan S3 (Ostrali)..semua saya peroleh secara geratis (tanpa mbayar dan bahkan diberi uang saku lagi).
Wah..ini njawab ketika sedang berada di cengkareng…menunggu boarding ke jogja pk 14.55.
Salut buat pak Herman. pengen banget bisa dapet geratisan sekolah kayak bapak. bisa ga ya :-??
pak untuk s2 ada gak beasiswa study lanjutan gitu?sesuai dengan pengalaman bapak?
Sejak tahun lalu, Dikti memberikan banyak tawaran beasiswa S2/S3 ke luar negeri. Beasiswa langsung dari Univ luar negeri juga banyak. Silahkan rajin mencari di google. Saya sendiri dapat beasiswa juga dari google.